Selasa, 27 Mei 2008

SARS

Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau CVP
(Corona Virus Pneumonia)

Apakah yang dimaksud SARS
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia (CVP), yaitu kasus suspek (suspect case) yaitu seseorang setelah 1 Februari 2003, menderita sakit ganguan pernapasan, yaitu batuk, napas pendek, dan kesulitan bernafas.

Bagaimana mula asal munculnya penyakit ini ?
Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius yang melanda kawasan Asia terus meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah administratif Cina itu akibat penyakit yang oleh WHO diidentifikasi sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Korbannya adalah adik ipar seorang dokter berusia 64 tahun yang meninggal sebelum akibat SARS. Dokter itu telah menulari sedikitnya tujuh orang yang berada di lantai sembilan hotel Metropole, didistrik Kowloon antara 15 sampai 27 Februari. Seluruh bagian lantai gedung itu kini ditutup.

Apa penyebab penyakit yang mematikan ini ?
Penyebabnya adalah strain virus baru Coronavirus, keluarga virus yang bersifat menular yang biasanya menyerang saluran pernafasan atas dan menyebabkan common cold.
Peneliti di Hongkong mengusulkan nama baru untuk penyakit yang mematikan itu Coronavirus pneumonia atau disingkat CVP. Hingga kini belum diketahui darimana virus tersebut berasal akan tetapi kemungkinan merupakan mutasi virus yang sebelumnya terdapat pada binatang. Pada beberapa kasus, peneliti menemukan paramyxorvirus
akan tetapi kemudian peneliti berkesimpulan bahwa paramyxovirus hanya berperan sekunder dan mungkin merupakan infeksi oportunistik.

Kapan dan dimana penyakit ini pertama kali dilaporkan ?
Dari provinsi Guangdong, Republik Rakyat Cina. Seorang dokter Cina yang terjangkit penyakit SARS berkunjung ke Hongkong dan menginap di lantai 9 Hotel Metropole, Hongkong pada bulan Februari. Mereka kemudian menularkan ke Vietnam, Kanada dan Singapura dan kepada orang-orang di Hongkong. Di daratan Cina wabah telah terjadi pada bulan November tahun lalu.

Berapa kasus yang telah tercatat sampai hari ini (3 April 2003) ?
2223 kasus, 78 meninggal dan tersebar di 18 negara yaitu Canada 58, China 1190, Hongkong 708, Taiwan 13, France 1, Germany 5, Italy 3, Republik Ireland 2, Romania 3, Singapore 95, Switzerland 2, Thailand 7, United Kingdom 3, United States 72, Vietnam 58, Australia 1, Belgium 1, Canada, Italy 3,

Dimana sebagian besar kasus terjadi dan seberapa cepat menyebar ?
Sebagian besar dilaporkan di daeratan Cina, menyebar secara cepat ke Hongkong, kemudian menyebar ke seluruh dunia. Di Hongkong pada tanggal 27 Maret 2003 dilaporkan 370 kasus, padahal sehari sebelumnya baru ditemukan 51 kasus.

Apakah sudah ditemukan test laboratorium untuk menegakkan diagnosis SARS/CVP ?
Sudah ada test yang dapat digunakan yaitu test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

Bagaimana cara penularannya ?
WHO menyatakan bahwa kontak erat dengan penderita SARS/CVP diperlukan agar virus dapat menular ke orang lain. Kontak dengan percikan cairan tubuh pasien yang keluar pada waktu batuk dan bersin adalah penting. Sebagian besar pasien saat ini adalah petugas kesehatan dan keluarga dekat pasien yang merawat penderita SARS/CVP.

Dokter Carlo Urbani yang ditugaskan WHO dan pertama kali melacak SARS/CVP di Hanoi, Vietnam pada seorang pebisnis berkebangsaan Amerika Serikat dilaporkan WHO pada tanggal 29 Maret 2003 meninggal dunia karena tertular penyakit tersebut.
Jumlah virus agar infeksi menyebabkan penularan penyakit belum dapat ditetapkan. Ilmuwan Universitas Hongkong menyatakan bahwa coronavirus hanya dapat hidup di luar tubuh dalam beberapa jam saja. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa penularan dapat saja terjadi melalui kontak sentuhan pada waktu menekan tombol lift atau memegang pegangan pintu atau handrails (pada tangga) yang telah tercemar virus.

Bagaimana gejala dan tanda-tandanya ?
Menurut CDC (Center for Diseases Control and revention) Atlanta, AS, biasanya dimulai dengan demam 100,4 derajat Fahrenheit atau 38 derajat Celcius. Demam kadang-kadang disertai menggigil, sakit kepala dan perasaan lesu, serta nyeri tubuh. Pada awal penyakit mungkin terjadi gangguan pernafasan ringan. Setelah tiga sampai tujuh hari, penderita mungkin mengalami batuk kering tidak berdahak yang lama kelamaan menimbulkan kekurangan oksigen dalam darah. 10 - 20 % penderita memerlukan nafas bantuan mengunakan alat bantu nafas (ventilator).

Berapa lama waktu inkubasinya ?
CDC melaporkan waktu antara masuknya virus sampai timbul gejala berkisar 2-7 hari. Akan tetapi ada laporan yang menunjukkan waktu inkubasi 3-10 hari.

Apakah dalam waktu inkubasi seseorang dapat menularkan penyakit itu
Menurut WHO maupun Pejabat Kesehatan Hongkong tampaknya seseorang yang sedang dalam waktu inkubasi tidak menualarkan. Saat yang paling berbahaya untuk menularkan virus adalah saat awal terjadinya kesulitan bernafas.

Apakah SARS/CVP dapat ditularkan melalui sistem ventilasi udara suatu bangunan atau pesawat terbang ?
Menurut WHO kemungkinan itu tidak dapat terjadi. Sampai saat ini sistem filtrasi udara di pesawat terbang belum terbukti dapat menularkan. Akan tetapi terdapat 9 orang yang mengalami penularan dalam pesawat terbang dari Hongkong ke Beijing yang kemungkinan penularan terjadi dalam pesawat karena mereka duduk berdekatan dengan penderita yang infeksius.

Bagaimana kecepatan penularannya ?
Menurut WHO lebih lambat dari pada campak, gondong dan influenza. Akan tetapi banyaknya penerbangan internasional sangat mempermudah peyebaran penyakit ini ke seluruh dunia.

Apakah sudah ada obat untuk mencegah penyakit ini ?
Penyakit ini belum ada vaksin untuk pencegahannya, namun perlu Kewaspadaan apakah yang harus diketahui dan dilakukan masyarakat ?

Hindari tempat yang padat kerumunan orang, apabila tidak perlu, hindari kunjungan ke rumah sakit, dan hindari penderita dengan gejala pneumonia.
Cuci tangan sesering mungkin, lebih baik dengan alkohol 70% yang biasa digunakan dokter/perawat untuk membersihkan kulit sebelum menyuntik.
Hindari menyentuh mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor.
Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar tidak menular ke orang lain.
Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, infeksi di jalan jauh lebih kecil.
Untuk petugas kesehatan gunakan masker apabila merawat penderita pneumonia.
Terapkan kewaspadaan universal di sarana kesehatan
Apakah sudah ada pengobatannya ?
Sejauh ini belum ada pengobatan yang manjur untuk SARS/CVP. Anti virus (Ribavirin) maupun steroid masih diragukan manfaatnya.
Namun menurut pejabat kesehatan di Hongkong kombinasi Ribavirin dan steroid meringankan penyakit pada 80% penderita SAR/CVP.

Kapan penyakit ini mematikan ? pada orang tua atau muda ?
Sebagian besar kasus yang meninggal di Hongkong menderita pula penyakit lain yang serius. Para dokter menyatakan bahwa orang muda dan dewasa yang sehat biasanya lebih cepat sembuh apabila terinfeksi CVP.

Bagaimana jika orang ingin bepergian ke suatu negara yang terjangkit SARS ?
Sesuai anjuran WHO, Indonesia tidak melakukan pembatasan orang untuk bepergian. Disarankan bagi masyarakat yang melakukan perjalanan ke negara-negara yang masuk daftar WHO terkena SARS untuk meningkatkan kewaspadaan. Leaflet mengenai SAR tersedia di Bandara, ikuti petunjuk yang diberikan di negara tujuan. Bagi masyarakat yang ingin datanga ke Indonesia, silahkan datang ke Indonesia. Petugas Kesehatan Pelabuhan akan amembagikan Karti Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) bagi wisatawan/tamu yang berasal dari negara-negara yang termasuk dalam daftar WHO terkena SARS.

Apakah yang dimaksud Kartu Kewaspadaan Kesehatan
Health Alert Card adalah Kartu Kewaspadaan Kesehatan. Kartu ini berisi data (nama, kebangsaan, no. pasport, datang dari, dengan penerbangan/kapal, tanggal kedatangan dan alamat di Indonesia) serta petunjuk kepada pemegangnya. petunjuk dalam kartu itu berbunyi “Simpanlah kartu ini selama 2 minggu, anda diharapkan segera berkonsultasi pada Dinas Kesehatan atau Dokter setempat dan tunjukkan kartu ini padanya.”
Kalau pada diri anda timbul gejala-gejala demam, bercak-bgercak, berak-berak, sakit pada tenggorkan dan pilek”. Ada kemungkinan bahwa sebelum tiba di Indonesia anda terkena suatu penyakit menular tanpa anda sadari, yang gejalan-gejalanya baru tampak setelah beberapa hari. Prosedur ini kami tempuh justru untuk kepentingan kesehatan anda, keluarga anda dan masyarakat umum.

Sulitkan mendapatkan Kartu Kewaspadaan ini, dimana disediakan ?
Hari ini WHO membagikan 160 masker untuk tiap-tiap KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) kepada 12 KKP (19 titik yaitu :

i. Medan (udara dan laut)
ii. Batam (udara dan laut)
iii. Tanjung Balai Karimun (laut)
iv. Tanjung Pinang (Laut)
v. Tanjung Priok (laut)
vi. Cengkareng (Udara)
vii. Surabaya (Udara dan laut)
viii. Denpasar (Udara dan laut)
ix. Makasar (udara dan laut)
x. Manado (udara dan laut)
xi. Pontianak (darat untuk lintas batas dan laut)
xii. Tarakan (laut)

Tiap 1 kasus 10 masker yaitu untuk petugas, pasien dan rang terdekat.
Health Alert Card berwarna kuning, Selasa siang selesai dicetak oleh WHO sebanyak 75.000 lembar untuk persediaan 2 minggu.

Minggu, 25 Mei 2008

Apai Itu DIKLAT...?!

Apa itu Diklat ?! Pertanyaan itu mungkin timbul bagi Anda yang masih awam….Menurut Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun 2000 dinyatakan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

Tujuan diklat diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar dapat melaksanakan tugas pekerjaan, baik yang bersifat umum pemerintahan maupun pembangunan, yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pengembangan partisipasi masyarakat.
Tujuan yang bagus khan…?! Lho, tapi mengapa setelah begitu banyak diklat dilaksanakan koq hasilnya hanya seperti itu…..masih banyak majalah, Koran, atau bahkan statemen pejabat yang menyatakan bahwa kualitas SDM Pemerintah masih rendah.

Lalu bagaimana manfaat diklat….?! Ya….tujuan diklat itu hanya dapat tercapai jika tiga pilar kediklatan, yaitu penyelenggara, widyaiswara dan peserta diklat dalam kondisi ideal. Kalau masalah penyelenggara dan widyaiswara sudah banyak indikator yang diungkap guna meningkakan kualitas diklat.

Tetapi bagaimana dengan peserta diklat…?! Ya…harusnya peserta bermotivasi tinggi dalam mengikuti diklat….Itu betul…. Tapi motivasi peserta itu susah dikontrol…..Idealnya setiap peserta merasa perlu mengikuti diklat….menganggap diklat dapat dipakai untuk meningkatkan kompetensi mereka. Susahnya jarang peserta diklat yang saya temui bermotivasi seperti itu. Dalam setiap mengikuti suatu diklat, termasuk dari pengalaman sendiri, juga saat bertemu peserta diklat (maklum kantorku khan Badan Diklat), atau saat mengajar…saya selalu berusaha mengorek-ngorek alasan sejati mereka ikut diklat….. Dan hasilnya kadang mengejutkan saya…diantara jawaban mereka adalah sebagai berikut :
  1. Buat Refreshing Pak…Terakhir komentar ini saya dengar dari seorang siswa Prajabatan Golongan III. What…?! Prajabatan….?! Masih CPNS no…?! Lha koq sudah sibuk…?! Yah….demikianlah kenyataannya. Jadi jangan dikira kerja di PNS itu bisa santai-santai….kalo kita mempunyai kompetensi tinggi plus motivasi kerja tinggi….. bahkan repotnya malah melebihi pegawai swasta…..sudah nglembur-nglembur…perintahnya mendadak….waktunya mendesak lagi alias….BESOK HARUS JADI…!! Mangkanya wajar kalau ada peserta prajab yang bilang ikut diklat itu buat refreshing….Buat istirahat pak….katanya sambil mesem trus minta izin buat ninggalin kelas karena dipanggil pimpinan……
  2. Buat Nyari Kerjaan PakYa….ini kebalikan dari yang pertama. Kadang ada staf yang rewel, suka protes, males bekerja…hingga dia jarang diberi pekerjaan oleh atasannya. Na….begitu tiba surat tentang penyelenggaraan suatu diklat….ya…staf inilah yang dikirim. Lumayan….. selama dua minggu kantor kita hidup dalam kedamaian…..begitu pikiran atasan mungkin. So…wajarlah jika ada julukan ’staf diklat’ bagi sebagian orang sulit…
  3. Wong Diperintah Atasan…mana bisa nolakIni juga penyakit PNS pada umumnya….tidak bisa nolak perintah atasan. Padahal materi diklatnya sudah dikuasai. Saya sendiri pernah mengalaminya…..beberapa kali malah….mau nolak ya ndak berani…..takut dikirain sudah keminter…..
  4. Nyari Sangu to….He….he…he….kalo ini, sering saya dengar dari temen-temen PNS dari luar Jawa yang rata-rata disangoni secara berlebihan saat dikirim diklat ke tanah Jawa. Sehingga bukan ilmu yang didapat…..tetapi dua buah tas besar penuh berisi pakaian mewah tapi murah…..
  5. Nambah KenalanKalau ini ndak dapat terlalu disalahkan…Karena dengan berkenalan dan berinteraksi dengan orang berbeda….kita dapat saling sharing about pengalaman masing-masing….sehingga dapat saling ekspor-impor alias kulakan bahan-bahan baru…. Bagus khan…?! Kita bisa tambah pengetahuan baru, pengalaman baru….otak jadi lebih fresh…..dan ini merangsang kratifitas juga….
  6. Buat PrasaratIni sering dijadikan motivasi bagi peserta diklat prajabatan kalau mau ingin jadi PNS penuh. Atau juga peserta Diklat Kepemimpinan lain kalau mereka ingin langgeng jadi pejabat….Trus bagaimana motivasi mereka….?! yah…namanya juga prasyarat…..
  7. Ngo Ganep-Ganep…Ini yang paling sial dan ironis. Sedihnya saya seringkali mengalami peristiwa itu….nggo ganep-ganep daripada organisasi (Badan Diklat) harus mengembalikan anggaran karena pesertanya kurang…… Herannya banyak orang yang iri sama saya karena sudah punya banyak diklat…….
    Na…kalau sudah begini susah khan….?! Bagaimana bisa berhasil kalau motivasi pesertanya tidak ’nggenah’ seperti itu…?! Eh…tapi mantan atasan dan guru saya pernah mensikapi kondisi ini dengan ngomong begini ”Kerja di Diklat itu enak….Anggaran lancar….sementara indikator keberhasilannya mudah…yakni kelulusan siswa…!! Kalau masalah dampak diklat…..susah ngukurnya to…..wong abstrak begitu….Coba kalau kita kerja di Dinas Perkebunan…..proyek penanaman 1000 kelapa…..keberhasilan khan diukur dari jumlah pohon kelapa yang hidup…ya..kalau hidup semua…kalau tidak…?!”